Tambunan (2001) menjelaskan bahwa
perilaku konsumtif merupakan keinginan
untuk mengkonsumsi barang-barang yang
sebenarnya kurang diperlukan secara
berlebihan untuk mencapai kepuasan
maksimal.
Menurut Lubis (dalam Sumartono, 2002)
mendefinisikan perilaku konsumtif sebagai
perilaku yang tidak lagi berdasarkan pada
pertimbangan yang rasional, melainkan
karena adanya keinginan yang sudah
mencapai taraf yang sudah tidak rasional
lagi.
Ancok (1995) menjelaskan
bahwa perilaku konsumtif seseorang
ialah perilaku yang tidak lagi membeli
barang yang benar-benar dibutuhkan,
tetapi membeli barang hanya sematamata
untuk membeli dan mencoba
produk, walau sebenarnya tidak
memerlukan produk tersebut.
Menurut Lina & Rosyid (1997)
aspek-aspek perilaku konsumtif adalah:
a. Pembelian Impulsif (Impulsive Buying). Aspek ini menunjukkan bahwa
seorang remaja berperilaku membeli
semata-mata karena didasari oleh
hasrat yang tiba-tiba/keinginan
sesaat, dilakukan tanpa terlebih dahulu
memepertimbangkannya, tidak
memikirkan apa yang akan terjadi
kemudian dan biasanya bersifat
emosional.
Menurut Kharis (2011)
menyebutkan bahwa impulsive buying
atau biasa disebut juga unplanned
purchase, adalah perilaku orang
dimana orang tersebut tidak
merencanakan sesuatu dalam
berbelanja.
Menurut Rook dalam Kharis
(2011) impulsive buying adalah
pembelian yang terjadi ketika
konsumen mengalami desakan tibatiba,
yang biasanya sangat kuat dan
menetap untuk membeli sesuatu dengan segera.Dorongan pembelian
adalah sifat foya-foya dan dapat
merangsang konflik emosional,
sehingga impulsive buying mudah
terjadi karena adanya keinginan
konsumen yang berubah-ubah.
Impulsive buying memiliki beberapa
karakteristik:
- Spontanitas.
- Kekuatan, kompulsi, intensitas.
- Kegairahan dan stimulasi.
- Ketidakpedulian akan akibat.
b. Pemborosan
Perilaku konsumtif sebagai salah
satu perilaku yang menghamburhamburkan
banyak dana tanpa disadari
adanya kebutuhan yang jelas.
Boros adalah membelanjakan
sesuatu tidak pada tempatnya ataupun
melebihi ukuran yang semestinya.
Contohnya: berbelanja pakaian yang
dibutuhkan untuk kepentingan kerja,
sekolah atau acara resmi tidak
dikatakan boros namun jika membeli
melebihi batas missal butuh pakaian
hanya satu namun membeli tiga hal
inilah yang dikatakan boros.
c. Mencari kesenangan (Non rational
buying)
Suatu perilaku dimana konsumen
membeli sesuatu yang dilakukan
semata-mata untuk mencari
kesenangan. Salah satu yang dicari
adalah kenyamanan fisik dimana para
remaja dalam hal ini dilator belakangi
oleh sifat remaja yang akan merasa
senang dan nyaman ketika dia
memakai barang yang dapat
membuatnya lain daripada yang lain
dan membuatnya merasa trendy.
Faktor yang mempengaruhi
perilaku membeli menurut Kotler(dalam Suhari, 2008)
terdiri dari:
- Kebudayaan yang terdiri dari : budaya, sub budaya dan kelas sosial.
- Sosial yang terdiri dari: kelompok acuan, keluarga, peran dan status.
- Personal yang terdiri dari: usia dan siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri.
- Psikologi yang terdiri dari: motivasi, persepsi, proses belajar, proses belajar, kepercayaan dan sikap.
No comments:
Post a Comment